Jelang Panen Raya, Harga Gabah di Banyuwangi Malah Turun

    Jelang Panen Raya, Harga Gabah di Banyuwangi Malah Turun
    Hamparan padi yang menguning siap panen

    BANYUWANGI - Para petani di Kabupaten Banyuwangi tampaknya harus menahan napas. Saat memasuki musim panen tiba, harga gabah malah turun. Bila sebelumnya harga gabah mencapai Rp 6.700/kilogram, kini turun menjadi Rp 5.400/kilogram.

    Penurunan harga gabah di tingkat petani ini banyak faktor di antaranya, musim panen raya yang mundur hingga faktor cuaca. "Harga gabah memang turun, tapi masih aman di angka Rp 5.400/kilogram, " ujar Mislan (40) petani asal Dusun Blokagung, Desa Karangdoro, Kecamatan Tegalsari, Kabupaten Banyuwangi.

    Menurut bapak dua anak ini, harga gabah yang turun menjadi Rp 5.400/kilogram itu masih aman bagi para petani. Sebab, harga gabah di atas Rp 5.000/kilogram masih bisa menutupi biaya operasional perawatan padi, mulai ditanam hingga panen. "Alhamdulillah, masih mampu menutupi modal, " ungkapnya.

    Harga gabah, terang Mislan, sering kali tergantung kondisi cuaca. Musim hujan, sering membuat harga gabah turun. Harga gabah biasanya cukup tinggi ketika musim kemarau. "Sekarang harga gabah masih aman, meski masuk musim hujan. Karena masih ada panas, " cetusnya.

    Petani lainnya, Bonari (60) warga Dusun Blokagung, Desa Karangdoro, Kecamatan Tegalsari, mengungkapkan harga gabah Rp 5.400/kilogram itu umum terjadi ketika panen raya. Harga diprediksi akan turun lagi saat panen raya terjadi secara serentak. "Pada puncak panen raya, harganya berpotensi turun lagi. Baik itu gabah kering giling atau kering sawah, " katanya.

    Bonari mengaku, pernah menjual gabah saat harga termurah Rp 4.500/kilogram. Harga itu terjadi ketika musim panen raya terjadi secara serentak di Banyuwangi, dan berbarengan musim hujan. "Harga paling murah yang pernah saya alami, tapi Alhamdulillah setelah itu paling murah masih sekitar Rp 5.000/kilogram, " ucapnya bersyukur.

    Untuk menjaga harga gabah tetap stabil, Bonari harus sigap dalam merawat tanaman padi. Mulai dari pupuk hingga obat, serta mengantisipasi hama dan penyakit tanaman padi. "Memang pupuk subsidi masih sulit, tapi tanaman padi tidak boleh telat pupuk begitu juga dengan obat, " pungkasnya. (***)

    banyuwangi jatim
    Hariyono

    Hariyono

    Artikel Sebelumnya

    Penuh Prestasi, 1.159 Siswa Banyuwangi Diterima...

    Artikel Berikutnya

    Dua Pemotor di Banyuwangi Adu Banteng, Satu...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Respon Cepat Polda Jatim Tangani Konten Medsos Diduga Bernuansa Asusila dan Sara
    Tony Rosyid: Ikut Pilgub Jakarta, Anies Disambut Antusias Para Pendukungnya
    Bakamla RI Persiapkan Patroli Terkoordinasi "Operasi Gannet-8"
    Agar Berjalan Dengan Lancar Dan Tertib, Babinsa Koramil 1710-02/Timika Pantau Dan Monitoring Kegiatan Pasar Murah
    TMMD ke-120 Tahun 2024 Kodim 0816/Sidoarjo Resmi Dibuka

    Ikuti Kami